Apa itu multiple intelegence?; MATERI BK

Apa itu multiple intelegence?
Multiple intelegence merupakan kepintaran atau kecerdasan dalam berbagai hal yang dimiliki oleh seorang individu, dalam hal ini siswa didik di sekolah. Ada delapan kepintaran dalam multiple intelegence, yaitu kepintaran linguistik atau kebahasaan, kepintaran matematika logis, kepintaran spasial atau keruangan, kepintaran kinestetik jasmani, kepintaran musikal, kepintaran interpersonal, dan kepintaran naturalis.
Kedelapan macam kepintaran tersebut secara alamiah seharusnya dimiliki oleh tiap siswa didik, tetapi antara satu siswa dengan siswa yang lain tentu berbeda kecenderungan kepintarannya. Pasalnya, kepintaran tersebut sangat erat hubungannya dengan hobi atau kesukaan tiap siswa. Sebagai contoh, seorang siswa menonjol dalam hal musikal, tetapi dia cukup lemah di bidang matematik. Seorang pengajar atau guru harus mengamati, mengarahkan, serta mendukung minat dan bakat siswa tersebut. Jangan sampai seorang guru atau sebuah institusi sekolah memaksakan kehendak dengan menjejali dengan berbagai pelajaran yang ternyata tidak disukai atau diminati seorang siswa.


Dengan demikian, pembelajaran akan disesuaikan dengan minat dan bakat siswa tersebut. Artinya, bukan institusi sekolah yang mengajari siswa, tetapi institusi sekolah yang menyesuaikan dengan minat dan bakat siswa.
Di Indonesia, mungkin baru sedikit sekolah yang sudah menerapkan pengajaran berbasis Multiple Intelegence ini. Hal itu dikarenakan, sekolah harus menyiapkan beragam komponen terkait kedelapan kepintaran Multiple Intelegence. Selain itu, peran guru juga sangat berarti dalam pembelajaran ini. Oleh karena itu, semua guru dan karyawan harus dilatih terlebih dahulu agar siap menghadapi pembelajaran berbasis Multiple Intelegence. Dengan demikian, mereka akan selalu siap melaksanakannya dan membantu siswa didik menemukan kesenangan dan kesukaannya saat di sekolah.
Sekolah yang sudah mampu menerapkan pengajaran berbasis Multiple Intelegence, berarti sekolah tersebut telah dapat melaksanakan program pemerintah, yaitu pelaksanaan Kurikulum 2013 atau disingkat K-13. Sekolah tersebut bukan sembarangan sekolah. Bukan sekolah yang hanya mengeruk keuntungan dari bayaran tiap anak didik per bulannya. Atau sekolah yang hanya mengajarkan sesuai materi buku yang dibeli oleh siswa didik.
Sebenarnya pengajaran berbasis Multiple Intelegence sudah lama diterapkan oleh sekolah-sekolah di Amerika Serikat atau di Eropa. Sementara untuk di Indonesia, pemerintah baru mulai menggalakkannya setelah ada pergantian kurikulum, yaitu dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi kurikulum 2013. Sebelum ada pergantian kurikulum tersebut,
 Hasil gambar untuk multiple intelligences
Kecerdasan Majemuk
Seiring dengan perkembangan zaman, konsep intelegensi berkembang hingga Howard Gardner (dalam Seifer & Sulton, 2009) mengemukakan delapan jenis kecerdasan. Akhir-akhir ini ditambahkan satu kecerdasan lagi sehingga total menjadi sembilan. Kesembilan kecerdasan dapat dsingkat SLIM BILE yaitu:
a.    Spatial Intelligence atau kecerdasan spasial yaitu kemampuan membayangkan dan memanipulasi objek yang terdapat dilingkungan. Aktivitas yang menunjukkan kecerdasan spasial antara lain adalah menata objek yang ada di lingkungan, menyelesaikan jigsaw atau puzzle, dan merakit mesin benda yang kompleks misalnya sepeda, robot, dan sebagainya.
b.    Linguistic intelligence atau kecerdasan bahasa yaitu kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik.  Aktivitas yang menggambarkan kemampuan linguistik antara lain persuasi verbal dan menulis paper dengan sangat terampillinguistik antara lain persuasi verbal dan menulis paper dengan sangat terampil
c.    Intrapersonal intelligence  atau kecerdasan intrapersonal yaitu sensitivitas seseorang terhadap pikiran dan perasaannya sendir. i Aktivitas yang menunjukkan kecerdasan intrapersonal adalah memperhatikan perasaan yang bercampur aduk dalam diri seseorang.
d.   Musical intelligence atau  kecerdasan musik yaitu kemempuan menciptakan dan memahami musik. Aktivitas yang terkait adalah menyanyi, memainkan instrumen musik, dab menciptakan komposisi nada.
e.    Naturalist intelligence atau kecerdasa naturalis yaitu sensitivitas terhadap perbedaan karakteristik dan pola lingkungan alam. Aktivitas  yang terkait dengan kecerdasan naturalis adalah menandai contoh spesies tanaman atau binatang, memperhatikan hubungan antar spesies, dan  proses-proses alamiah di dalam lingkungan.
f.     Bodily-kinesthetic intelligence atau kecerdasan tubuh-gerak tubuh yaitu keseimbangan tubuh yang baik, koordinasi tubuh yang baik ketika menari atau senam
g.    Interpersonal intelligence atau kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan untuk membedakan perasaan dan pikiran orang lain melalui petunjuk non verbal, merasakan perasaan orang lain, dan menangkap pesan yang terselib atau implisit dari pernyataan eksplisit orang lain.
h.    Logical-mathematical intelligence atau kecerdasan logika-matematis yaitu ketrampilan berpikir logis, memberikan alasan, menggunakan matematika, memecahkan soal matematika dengan gampang akurat, dan mengembangkan serta menguji hipotesis
i.      Existential intelligence atau kecerdasan eksistensial yaitu sensitivitas seseorang terhadap pernyataan mendasar mengenai siapa dan apa tujuan hidupnya didunia. Aktivitas yang terkait dengan kecerdasan eksistensial adalah merenungkan Sang pencipta dan semua ciptaannya.
Konsep kecerdasan majemuk diatas dapat digunakan oleh guru/pendidik  untuk memahami kecenderungan peserta didik dalam belajar. Selanjutnya pendidik dapat mengubah atau memodifikasi metode pembelajaran berdasarkan ragam kecerdasan peserta didik.
.  Pentingnya Mengenali Bakat, Minat, Hobi
Belajar ataupun bekerja pada bidang-bidang yang diminati terlebih lagi didukung dengan bakat serta talenta yang sesuai, akan memberikan semangat lebih dalam mempelajari atau menjalankannya. Sayangnya seringkali remaja memilih suatu jurusan atau bidang studi karena terbawa dan ikut teman-temannya, atau memilih bidang yang sedang popular, tanpa sempat mencerna lebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari ”menjadi apa” setelah selesai sekolah. Lebih jauh lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang bisa digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka kita harus mengenali bakat, minat dan hobi yang ada dalam diri karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan bertujuan agar seseorang dikemudian hari bisa belajar dan bekerja di bidang yang diminatinya, sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias.

No comments:

Post a Comment