KONSELING BERPUSAT PRIBADI/CLIENT CENTER/ROGER

               Konseling Berpusat Pribadi

Konseling berpusat  pribadi (KBP) dikembangkan oleh Carl Ransom Rogers pada pada tahun 1940-an sebagai reaksi terhadap konseling psikoanalisis. Semula dikenal sebagai model non-direktif kemudian menjadi client centered teraphy dan berubah lagi menjadi person centered approach.


Teknik konseling KBP merupakan teknik konseling dimana yang paling berperan adalah konseli dibandingkan konselor. Konselor memposisikan konselinya sebagai partner dan menciptakan suasana permisif agar konseli mampu menyadari dan menemukan sendiri alternative pemecahan masalahnya secara mandiri.
1.         Hakekat manusia
Pendekatan konseling berpusat pribadi (KBP) didasarkan pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang baik dan dapat dipercaya, lebih bijak dari inteleknya , makhluk yang mengalami, makhluk yang bersifat subjektif, dan manusia memiliki dorongan ke arah aktualisasi diri (Burk & Stefflre, 1979).
2.         Karakteristik KBP
Karakteristik konseling KBP, yaitu:
(1) memusatkan pada tanggung jawab dan kemampuan konseli untuk menemukan cara-cara yang lebih tepat dalam menghadapi kenyataan,
(2) menekankan pada dunia pengalaman atau dunia subjektif konseli,
(3) menerapkan prinsip-prinsip yang sama pada semua pribadi—normal, neurotik, dan psikotik,
(4) konseling dan psikoterapi hanyalah salah satu contoh hubungan yang konstruktif, dan
(5) sikap-sikap konselor—genuineness, nonpossessive acceptance, dan accurate empathy merupakan kondisi yang mutlak diperlukan dan mencukupi bagi efektivitas konseling,
(6) teori kbp berkembang melalui penelitian tentang proses dan hasil konseling, dan
(7) menekankan pada kekuatan dari dalam diri individu dan dampak revolusioner dari kekuatan tersebut
3.         Struktur dan Perkembangan Kepribadian
Kepribadian terdiri atas organisme, medan fenomena, dan self.
·    Organisme merupakan suatu kebulatan diri: Pikiran, perasaan, tingkahlah laku.
·    Medan fenomena adalah semua yang dialami individu yang disebut dunia pribadi.
·    Self (Diri) adalah serangkaian persepsi dan nilai-nilai yang berkaitan dengan diri.
Menurut Rogers, penilaian seseorang terhadap seorang sangatlah berpengaruh besar terhadap tahapan perkembangannya. Jika anak selalu dinilai positif maka dia akan menjadi pribadi yang berkembang dengan baik, demikian pula sebaliknya.
4.         Proses Konseling
Tahapan Konseling KBP yaitu:
(1) Penciptaan hubungan baik: Penciptaan rapport, bersikap permissive, bebas ancaman, adanya core condition: congruence, emphatic understanding, unconditional positive regard;
(2) Pembebasan ungkapan: terdiri dari penciptaan suasana rileks, memperhatikan respons emosional, menanggapi perasaan negatif, menanggapi perasaan ambivalen, dan memandang sikap konseli sebagai tanggapan terhadap proses konseling;
(3) Tercapainya Insight yang merupakan tercapainya pemahaman spontan tentang masalah dan penyebabnya serta cara-cara pemecahannya; dan
(4) Pengakhiran merupakan penanganan ambivalensi perasaan konseli, pemberian keyakinan bahwa konseli mampu mengahadapi kehidupan, dan pemberian kebebasan sepenuhnya untuk mengarahkan jalan hidupnya
5.         Teknik-teknik Konseling
Sikap dan filosofi seorang konselor lebih ditekankan daripada sekedar teknik-teknik dalam proses konseling. Konselor harus benar-benar hadir dan ada bagi konseli serta bisa menjadi pendengar yang baik yang dapat menangkap ungkapan perasaan konseli baik yang tersirat maupun tersurat.

No comments:

Post a Comment