RPL KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING K13



MENGATASI KONFLIK DALAM PERGAULAN

A.    TUJUAN

 Umum                                    :     Siswa dapat memahami bagaimana mengatasi konflik dalam pergaulan

 Khusus                                   : -  Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan timbulnya konflik.
-    Siswa dapat menyebutkan beberapa hal yang berkaitan dengan penyelesaian konflik
-    Siswa dapat memberikan contoh tentang langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi konflik

B.     BIDANG BIMBINGAN                        :     Sosial
C.    KELAS                                        :     XI, XII
D.    WAKTU                                      :     1 X 45 Menit
E.     MEDIA                                        :     -
F.     METODE                                                :     Diskusi dan simulasi.
G.    MATERI            
           

Pendahuluan

Kebutuhan akan orang lain dapat kita lihat pada awal kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa kita dalam kehidupan sehari-hari sangat dan tidak bisa lepas dari orang lain. Kita sadari atau tidak dalam setiap pergaulan, telah terlaksana suatu proses pembelajaran karena diantara mereka yang terkait terjadi saling interaksi, saling pengaruh mempengaruhi dalam suatu rangkaian peristiwa kehidupan, yang mampu menciptakan iklim belajar mengajar sendiri.
Dalam bersosialisasi dengan sesama, konflik dan beda pendapat antara mereka sering terjadi. Konflik hadir karena pada dasarnya manusia lahir dengan sifat, pribadi, lingkungan yang berbeda. Konflik bisa terjadi dimana dan kapan saja. Adanya konflik bisa menjadi berguna karena bisa menyebabkan perubahan pribadi dan mengajarkan kita untuk lebih menghormati dan menghargai keberadaan orang-orang disekeliling kita.
Konflik yang terjadi memerlukan suatu penyelesaian yang baik agar interaksi akan tetap terjaga. Kita harus berusaha menyelesaikan konflik, karena menghindar dan penyelesaian yang tergesa-gesa akan menimbulkan masalah yang lebih berat dalam pergaulan kita nantinya. Kebanyakan konflik terjadi pada mereka yang masih remaja, dimana pada masa ini rasa egois dan mau menang sendiri sangat dominan dalam pergaulan mereka.
Sekolah disamping tempat siswa mencari ilmu untuk masa depan mereka, diharapkan juga membantu para siswanya dalam masalah hidup bersosialisasi. Hal ini penting mengingat latar belakang dari setiap siswa berbeda dan kebanyakan dari mereka belum bisa memahami betul/ mengetahui cara berinteraksi dengan sesama secara baik dan benar.

Pengaruh persepsi terhadap perilaku seseorang.

Konflik sering menimbulkan persepsi salah mengenai tingkah laku, motivasi dan sikap baik dari diri sendiri atau orang lain. Menurut Utomo Purnomo ( dalam Kartini Kartono),ada beberapa distorsi yang sering ditemukan yaitu:
1)      Citra diri dalam cermin, yaitu adanya perasaan bahwa mereka dalam/ ada pada pihak yang benar. Di satu pihak merekaa ingin keadilan dan di pihak lain mereka mau menang sendiri.
2)      Mekanisme “selembar balok”, yaitu keadaan dimana masing- masing pihak melihat dengan jelas kesalahan dan kekurangan orang lain tetapi tidak melihat kesalahan dan kekurangan sendiri
3).  Standar ganda yaitu keadaan dimana masing- masing pihak merasa bahwa perbuatan yang dapat dibenarkan untuk dirinya tidak dapat dibenarkan untuk orang lain
4).  Berfikir secara ekstrim yaitu kedua belah pihak merasa bahwa perbuatan yang satu dipandang baik dan sebaliknya.
Dalam keadaan konflik sering timbul perasaan ambivalensi, yaitu seseorang mengalami dua perasaan yang bertentangan. Disatu pihak merasa bermusuhan dan ingin memaksa dia untuk menerima pendapatnya dan di pihak lain menyukai sekaligus ingin agar dirinya diterima dan dihargai. Hal seperti ini mengakibatkan “self- fulling prophecy”, yaitu ramalan yang terpenuhi oleh karena anda bertindak sesuai dengan ramalan tersebut.
Dalam penyelesaian konflik secara baik, diperlukan usaha memelihara kelangsungan komunikasi yang efektif. Dalam berkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalam konflik, perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1.      Respon yang menunjukkan pengertian
2.       Pemakaian pernyataan pribadi dan pernyataan mengenai hubungan dalam membuka diri tentang pendapat, motif dan perasaan diri.
3.      Pemberian umpan balik yang berguna tanpa menilai orang lain.
4.       Penerimaan terhadap orang lain meskipun tidak dapat menyetujui tingkah lakunya.

Suasana saling percaya
Suasana saling percaya sangat penting dalam mengatasi konflik dengan baik. Ada dua cara membina suasana tersebut, yaitu:
1.       Menunjukkan kepercayaan terhadap orang lain ddengan membuka diri dan mengakui kelemahan diri demi penyelesaian konflik tersebut
2.       Tidak menyalah gunakan pihak lain yang memberanikan diri dan mengakui kelemahannya.

Penyelesaian secara bersama
Menurut Utomo Purnama (1985) cara yang akan membawa hasil dalam penyelesaian konflik adalah melibatkan diri dengan pihak lain dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama
Bekerja sama untuk suatu tujuan bisa menumbuhkan hasil yang kuat dan positif pada pergaulan antara dua individu. Kerjasama mengakibatkan bertambahnya peraasaan senang satu terhadap yang lain, bertambanya pula rasa percaya diri dan bertambah besar pula kesediaan untuk mendengarkan orang lain dan dipengaruhi oleh orang lain.
Usaha merasakan suatu konflik adalah suatu hal yang sangat penting yang harus dirumuskan bersama adalah sebab-sebab terjadinya konflik dan melukiskan besar kecilnya konflik tersebut. Jika konflik dirumuskan secara kongkrit maka akan lebih mudah diselesaikan. Akan tetapi jika suatu konflik dipandang sebagai pertarungan untuk menang atau kalah, dimana seseorang akan menang dan yang lain harus kalah, maka penyelesaian yang baik akan sulit dicapai.

Langkah- langkah dalam usaha mengatasi konflik.

Beberapa langkah untuk mengatasi konflik yang timbul dalam pergaulan yaitu:
1.       Rumuskan masalah secara lengkap, termasuk tingkah laku orang lain dan keadaan yang dihadapinya.
Dengan rumuskan masalah secara lengkap maka masalah yang dihadapi akan menjadi lebih jelas sehingga jalan pemecahan yang akan diambil akan lebih mudah.
2.       Mendiagnosa sebab-musabab timbulnya konflik sehingga dapat mencegah kemungkinan adanya konflik lain diwaktu yang akan datang.
Hal ini perlu dilakukan agar langkah pemecahan yang akan diambil nantinya tidak justru menimbulkan konflik baru dengan orang lain.
3.      Pikirkan beberapa kemungkinan untuk penyelesaian
Dengan memikirkan beberapa kemungkinan jalan penyelesaian maka peluang untuk mengatasi konflik dengan  segera akan lebih terpenuhi. Jika suatu alternatif pemecahan yang dilakukan mengalami kegagalan, maka dapat dilakukan alternatif lain yang memungkinkan untuk penyelesaian konflik.
4.       Pilihlah salah satu kemungkinan berdasarkan evaluasi bersama tentang akibat yang mungkin terjadi
Prioritas utama perlu dilakukan dalam memilih langkah penyelesaian yang akan dilakukan. Dengan langkah ini seseorang akan lebih mudah dan lancar dalam usaha mengatasi konfik, sebab focus pemikiran yang di miliki tertuju pada satu tujuan pokok yang diinginkan.
5.      Laksanakan bersama penyelesaian yang telah di pilih
Niat baik dari seseorang dalam usaha menyelesaikan konflik sangatlah penting, artinya konflik yang alami tidak akan pernah terselesaikan jika tidak ada keinginan untuk segera menyelesaikan dalam bentuk langkah-langkah kongkrit yang harus dilakukan. Maka dari itulah penting bagi seseorang untuk segera melaksanakan alternatif pemecahan yang telah dipilih dengan tetap bekerja sama dengan orang lain.

KESIMPULAN

Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak bia lepas dari peran serta orang lain, dimana dalam setiap interaksi antara mereka terkadang menimbulkan sebuah konflik. Konflik yang terjadi biasanya sering dialami oleh anak-anak yang sedang mengalami masa puber dimana emosi dan ego dari mereka sangat tinggi. Suatu conttoh yang dialami oleh anak-anak pubertas adalah rintangan kerjasama. Sebagai reaksi terhadap keadaan itu dapat diduga, secara konsekuen mereka mencari akal untuk melengkapkan rintangan-rintangan atau bersikap pasif terhadap keadaan tersebut. Karena mereka tidak punya harapan lagi akan perbaikandalam keadaan tersebut. Dengan adanya contoh masalah diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Jika konflik dianggap sebagai masalah bersama, maka akan terbuka komunikasi; sehingga perasaan saling percaya dapat bertambah, dan motifasi untuk mencari suatu penyelesaian menjadi lebih mudah.

H. KEGIATAN SISWA
1.      Perwakilan dari siswa (2-3 orang) maju ke depan kelas untuk bermain simulasi.
2.      Siswa memainkan peran bagaimana jika seseorang sedang mengalami konflik dengan orang lain.
3.      Siswa menunjukkan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mengatasi konflik
4.      Setelah simulasi selesai, seluruh siswa memberikan masukan dan balikan tentang langkah-langkah yang sebaiknya diambil untuk mengatasi konflik.











KOMENTAR GURU PEMBIMBING :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

No comments:

Post a Comment