PERAN GENDER; MATERI RPL BK





PERAN GENDER

Standar kompetensi /
Tugas Perkembangan     
Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita.
Kompetensi dasar           
Siswa memahami peran gender dalam perkembangan masa remaja
Indikator
·        Memahami identitas jenis kelamin
·        Memahami perbedaan gender dengan seks
·        Memahami peran gender di masa kini
·        Mengetahui adanya diskriminasi gender
·        Mengetahui perbuatan yang tergolong kekerasan dan pelecehan seksual
Bidang / Fungsi Bimbingan
Pribadi- Sosial / Pemahaman dan Pencegahan




 






A.       Identitas Jenis Kelamain
Pengalaman  masa kecil menunjukkan bahwa orang tua akan memberikan anak laki-laki mainan yang memperlihatkan kedinamisan, tantangan dan kekuatan, seperti mobil-mobilan dan pedang-pedangan. Sedangkan bagi anak perempuan, orang tua akan memberikan mainan boneka, setrikaan, alat memasak dan mainan yang bersifat “lembut” lainnya.
     Pengalaman ini berkelanjutan ketika kita duduk dibangku sekolah dasar. Dalam buku pelajaran digambarkan peran-peran jenis kelamin. Misalnya bapak bekerja dikantor dan ibu memasak didapur. Peran-peran hasil pembentukan social-budaya inilah yang disebut peran gender, yaitu peran yang terkait dengan jenis kelamin, apa yang “pantas” dan “tidak pantas” dilakukan sebagai seorang laki-laki atau perempuan.
Pada dasarnya, kondisi ini tidak jadi masalah, namun akan menjadi masalah ketika peran-peran yang telah dibentuk menempatkan salah satu jenis kelamin (baik laki-laki maupun perempuan) pada posisi yang tidak menguntungkan. Misalnya oleh karena tidak semua laki-laki mampu bersikap tegas dan bisa mengatur, maka laki-laki yang lembut akan diberi label “banci”, sedangkan perempuan yang kuat dan cekatan akan diberi label “kelaki-lakian”.
     Kesulitan untuk menerima kodrat sebagai laki-laki atau perempuan sebenarnya tidak perlu terjadi jika kita memahami dengan hakikat diri kita sebagai laki-laki dan perempuan. Hal ini yang perlu diyakinkan adalah bahwa setiap orang baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Semua tergantung pada bakat, kemampuan dan usaha tiap orang untuk mewujudkan. Bukan tergantung pada jenis kelaminnya. Peran laki-laki atau perempuan sebenarnya lebih pada cara bagaimana seorang perempuan atau laki-laki bersama-sama dan saling mengisi satu sama lain secara harmonis.

Self Evaluasi
1.         Bagaimana kamu memandang dirimu berdasarkan jenis kelaminmu?
…………………………………………………………………………………………………
2.         Adakah anggapan atau penilaian yang dapat membuatmu merasa kecewa dengan identitas
jenis kelaminmu? Bagaimana menurutmu?
………………………………………………………………………………………………….
3.         Dapatkah kamu menyebutkan peran atau tanggung jawab laki-kali dan perempuan?
………………………………………………………………………………………………….
B.        Gender dan Seks
     Seks adalah pembedaan jenis kelamin yang telah ditentukan oleh Tuhan (kodrat Tuhan). Dengan demikian fungsinya tidak dapat diubah. Misalnya laki-laki dapat memproduksi sperma, serta memiliki pinis dan jakun. Perempuan dapat hamil, memiliki payudara serta alat reproduksi seperti rahim dan vagina. Pembedaan berdasarkan ciri-ciri biologis ini berlaku sejak manusia ada dan akan berlangsung sampai kapanpun, dimanapun dan berlaku bagi siapapun tanpa memandang suku, agama, ras, negara dan golongan.
     Selain menurut cirri-ciri biologis, pembedaan antara laki-laki dan perempuan juga dilihat menurut peran dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh masyarakat. Inilah yang disebut GENDER.
Perbedaan gender dengan seks adalah sebagai berikut :
Gender
Seks
Bisa berubah
Bisa ditukarkan
Tergantung musim
Tergantung budaya
Berbeda antara satu kelas dengan kelas yang lainnya
Bukan kodrat Tuhan, tapi buatan masyarakat
Tidak bisa berubah
Tidak bisa ditukarkan
Berlaku sepanjang masa
Berlaku dimana saja
Berlaku bagi kelas dan warna kulit apa saja

Ditentukan oleh Tuhan atau kodrat
Dari table tersebut, diperoleh klesimpulan bahwa seks bersifat kodrati (pemberian Tuhan) dan tidak dapat diubah. Sedangkan gender berasal dari masyarakat dan dapat diubah.

Self Evaluasi
1.         Bagaimana kamu memandang pembagian peran antara laki-laki dan perempuan?
…………………………………………………………………………………………………

2.         Adakah pembagian peran antar laki-laki dan perempuan di masyarakat yang tidak kamu setujui? Bagaimana pendapatmu?
………………………………………………………………………………………………….

3.         Jika ada bagaimana cara mengatasinya?
…………………………………………………………………………………………………


Activity
Tujuan             : Membedakan antara gender dan seks.
Waktu             : 15 menit.
Deskripsi kegiatan :
-             Kelas dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok 1 dan kelompok 2.
-             Masing-masing kelompok terdiri atas siswa laki-laki dan perempuan.
-             Kelompok 1 membuat daftar pekerjaan perempuan yang dapat dilakukan oleh laki-laki dan sebaliknya.
-             Kelompok 2 membuat daftar pekerjaan perempuan yang tidak dapat dilakukan oleh laki-laki dan sebaliknya.
-             Kedua kelompok berdiskusi untuk membandingkan hasilnya sehingga dapat diketahui mana yang merupakan peran jenis kelamin (kodrat) dan mana yang merupakan gender.
C.        Peran Gender
     Menurut Theodore Sarbin dalam bukunya The Handbook of Social Psychology, peran adalah tingkah laku yang diharapkan dapat ditampilkan oleh seseorang dalam interaksi social dimana ia berada. Misalnya seseorang yang memiliki peran sebagai siswa diharapkan dapat belajar dengan baik dan mencapai prestasi sesuai dengan bakat dan minatnya.
     Terkait dengan jenis kelamin, peran seseorang yaitu menerima dan mengembangkan peran serta kemampuan tertentu sesuai dengan jenis kelaminnya. Peran ini berkaitan erat dengan cirri-ciri biologis seseorang. Misalnya karena memiliki rahim, maka seorang perempuan berperan untuk melahirkan dan menjadi ibu.
     Berkaitan dengan peran tersebut, masyarakat kemudian memandang adanya perbedaan sifat dan peran pada laki-laki dan perempuan sesuai dengan harapan masyarakat.
Pembagian peran gender antara laki-laki dan perempuan dapat diuraikan sebagai berikut :
Laki-laki
Perempuan
-         Produktif, misalnya menyelesaikan suatu pekerjaandan banyak menciptakan/ menghasilkan sesuatu.
-         Mengatur peran public/ umum seperti pemerintahan.

-         Bersifat maskulin/ jantan, misalnya berani dan tidak cengeng.

-         Pencari nafkah utama

-           Reproduktif.


-           Mengatur peran yang sifatnya berkaitan dengan rumah tangga/ domestic.
-           Bersifat feminim/ kewanitaan, misalnya berkata dengan lemah lembut.
-           Pencari nafkah tambahan.

Self Evaluasi
1.         Sebutkan peran-peranmu dalam kehidupan masyarakat!
…………………………………………………………………………………………………

2.         Sebutkan peran-peranmu berdasarkan jenis kelamin!
…………………………………………………………………………………………………

3.         Apa yang diharapkan keluarga dan masyarakat darimu?
………………………………………………………………………………………………...


Activity
Tujuan             : Membedakan seks yang bersifat kodrati dan gender
Waktu             : 15 menit.
Deskripsi Kegiatan
Bubuhkan tanda contreng (v) pada kolom kodrat seks atau gender sesuai dengan pernyataannya.
Pernyataan
Kodrat/ Seks
Gender
Laki-laki tidak pantas mengerjakan pekerjaan dapur dan memasak


Perempuan tidak pantas bekerja sebagai satpam atau mandor


Perempuan paling cocok menjadi sekretaris





Laki-laki memiliki sperma


Laki-laki tidak pantas menangis


Ketua OSIS hanya cocok untuk laki-laki


Perempuan emosional, laki-laki rasional


Laki-laki tegas dan cocok menjadi pemimpin


Pekerjaan dirumah dan didapur adalah tanggung jawab perempuan


Perempuan bersifat lebih teliti


Perempuan menyusui bayi


Perempuan itu penakut



D.      Diskriminasi Gender
Diskriminasi gender pada dasarnya adalah pembedaan, penyingkiran, pembatasan atau sikap pilih kasih yang dilakukan seseorang kepada orang lain karena alasan jenis kelamin. Diskriminasi gender mengakibatkan penolakan atas pengakuan dan keterlibatan seseorang dalam suatu aktifitas atau organisasi serta pelanggaran atas hak asasinya dalam bidang politik, ekonomi dan budaya. Misalnya perempuan tidak dapat mendapatkan pendidikan karena setelah menikah akan lebih banyak mengurus rumah tangga. Pandangan tersebut merupakan sebuah bentuk diskriminasi karena kalaupun hanya mengurus rumah tangga, seorang ibu juga memerlukan pendidikan yang cukup untuk mendidik anak-anaknya.
     Diskriminasi gender dapat terjadi dalam berbagai cara, diantaranya sebagai berikut :
1.    Diskriminasi secara langsung
Terjadi jika seseorang diperlakukan berbeda secara terbuka dan langsung sebagai akibat perilaku sikap atau aturan. Misalnya pernyataan bahwa perempuan tidak diberi tugas dibagian mesin karena tidak cocok dengan sifat mereka yang lemah lembut.
2.    Diskriminasi secara tidak langsung
Terjadi jika suatu peraturan atau kebijakan yang bersifat umum namun berakibat positif bagi kelompok atau jenis kelamin tertentu dan berakibat negatif bagi kelompok atau jenis kelamin lainnya. Misalnya lowongan bekerja menjadi tenaga pemasaran hanya untuk orang yang memiliki tinggi 170 cm saja. Peraturan tersebut menyingkirkan perempuan untuk memperoleh pekerjaan itu atau hanya sedikit yang bisa memperolehnya.
3.    Diskriminasi sistemik
Terjadi sebagai hasil ketidakadilan yang berawal dari sejarah, adat, norma atau struktur masyarakat secara turun temurun. Diskriminasi ini terjadi mingkin secara tidak sengaja atau tanpa disadari tetapi berakibat buruk pada korbannya.
Beberapa berntuk diskriminasi yang bersumber pada keyakinan gender di masyarakat. Contohnya adalah sebagai berikut :
Keyakinan Gender
Bentuk Diskriminasi
Perempuan bersifat lembut, keibuan dan emosional
Tidak boleh menjadi manager atau pimpinan
Pekerjaan utama perempuan adalah dirumah dan kalaupun bekerja hanya untuk membantu suami atau mencari tambahan penghasilan belaka
Perempuan boleh dibayar lebih rendah karena hanya untuk mencari penghasilan tambahan dan tidak perlu ditaruh dalam posisi penting
Laki-laki mempunyai watak yang tegas dan rasional
Pantas memimpin, menjadi mandor, serta tidak pantas dirumah untuk melakukan pekerjaan seperti memasak dan mencuci
Setinggi apapun pendidikan perempuan pada akhirnya akan ke dapur juga
Pendidikan anak laki-laki perlu diutamakan dibanding dengan anak perempuan
                 Beberapa kenyataan penting dalam kehidupan remaja sebagai implikasi adanya perbedaan atau diskriminasi gender antara lain sebagai berikut :
1.    Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih merata, terutama pada masyarakat menengah kebawah, akibatnya anak yang jadi korban.
2.    Perempuan takut untuk lebih unggul dari laki-laki dan takut untuk sekolah setinggi-tingginya yang mengakibatkan sulit untuk mendapatkan jodoh.
3.    Lebih banyak batasan yang diberikan kepada remaja perempuan daripada remaja laki-laki.
4.    Remaja perempuan belum bisa bersikap tegas, terutama dalam menolak ajakan teman dekatnya untuk berbuat negatif karena adanya keyakinan yang kuat bahwa perempuan itu lemah.
5.    Anak perempuan dalam keluarga lebih banyak mendapatkan tugas-tugas kerumahtanggaan dibandingkan saudara laki-lakinya.
6.    Laki-laki tidak boleh menangis karena dianggap cengeng.
7.    Perempuan tidak boleh mengekspresikan perasaannya karena akan dianggap murahan dan terlalu agresif.
8.    Perempuan yang mengambil jurusan elektro/ otomotif dianggap menyimpang dari kodratnya.
Ditinjau dari bentuknya, diskriminasi gender terdiri dari beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut :
a.    Subordinasi
     Sub ordinasi berkaitan dengan hak politik, pengambilan keputusan, dan pengendalian kekuasaan.
b.    Marginalisasi
     Pada dasarnya merupakan usaha meminggirkan atau merendahkan suatu gender agar tidak memiliki posisi penting dalam kehidupannya.
c.    Stereotip atau label negatif
     Adalah salah satu bentuk ketidakadilan budaya, yakni pemberian label yang memojokkan suatu gender sehingga berakibat negatif pada posisi dan kondisinya.
d.   Domestiksi
     Berhubungan dengan pekerjaan didalam rumah tangga.
e.    Kekerasan
Terjadinya banyak kekerasan, seperti pemerkosaan, pemukulan, penyiksaan dan pelecehan seksual.

Self Evaluasi
1.        Apakah kamu pernah melakukan diskriminasi terhadap teman lawan jenismu?
………………………………………………………………………………………………….
2.        Jika ya, apa alasanmu melakukan hal tersebut/ jika tidak, bagaimana perasaanmu sendiri jika kamu yang melakukannya?
…………………………………………………………………………………………………

3.        Bagaimana seharusnya  kamu bersikap terhadap lawan jenismu?
…………………………………………………………………………………………………





E.       Kekerasan Dan Pelecehan Seksual
                 Kata kekerasan merupakan terjemahan dari kata violence, yang berarti suatu serangan terhadap fisik atau mental psikologis seseorang. Kekerasan terbagi atas kekerasan fisik, misalnya pemerkosaan, penyiksaan dan penganiayaan serta kekerasan mental, misalnya pelecehan seksual.
Adapun bentuk-bentuk tingkah laku yang dianggap sebagai pelecehan seksual  adalah sebagai berikut :
1.         Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan.
2.         Menceritakan lelucon jorok kepada seseorang yang merasakannya sebagai tindakan yang merendahkan martabat.
3.         Menunjukkan atau memasang gambar porno berupa kalender, majalah kepada orang yang tidak menyukainya.
4.         Bertanya dan menginterogasi seseorang mengenai kehidupan seksualnya.
5.         Memberi komentar yang tidak senonoh terhadap penampilan.
6.         Terus mengajak kencan seseorang yang jelas-jelas menolaknya.
7.         Mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai tindakan tersebut.
8.         Mengirim atau menelepon surat cabul.
Dalam menghadapi kasus pelecehan seksual, ada banyak cara yang digunakan diantaranya :
1.         Buatlah catatan identitas pelaku, tempat kejadian, lokasi, saksi, ucapan yang dianggap melecehkan.
2.         Berilah pelajaran kepada pelaku dengan cara memberitakannya bahwa kita tidak senang dengan tindakannya.
3.         Laporkan tindakan tersebut kepada pihak yang berwajib.
Adapun undang-undang yang berkaitan dengan tindakan pelecehan seksual antara lain :
1.         Pasal 285 KUHP (melakukan kekerasan, ancaman kekerasan atau memaksa perempuan yang bukan istrinya untuk bersetubuh).
2.         Pasal 286 (bersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya dan perempuan yang pingsan atau tidak berdaya).
3.         Pasal 287 (ersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya atau perempuan dibawah umur).


Activity
Tujuan             : Mampu mengidentifikasi perbuatan yang tergolong tindak kekerasan.
Waktu             : 15 menit.
Deskripsi Kegiatan
-            Siswa membayangkan perbuatan-perbuatan yang tergolong tindak kekerasan yang pernah dialami dan dilihat.
-            Beberapa siswa disuruh secara sukarela menceritakan pengalamannya didepan kelas.
-            Masing-masing siswa menggolongkan perbuatan-perbuatan tersebut kedalam kekerasan fisik dan mental.

No comments:

Post a Comment