Upaya Pengembangan Karir; materi BK


Upaya Pengembangan Karir
Proses pemilihan kerja telah berlangsung sejak dini disaat seorang anak menetapkan pilihan sekolah. Para remaja telah mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan, sekalipun dasar pertimbangannya belum cukup luas, terutama yang berkaitan dengan pandangan masa depan yang belum menetap. Oleh karena itu, mereka masih memerlukan arahan dan bimbingan dari orang tua atau pembimbing.
Banyak faktor yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan pilihan pekerjaan, antara lain :
Bakat, minat dan hobi
Kemampuan yang dipunyai
Jenis kelamin
Latar belakang orang tua dan kondisi sosial ekonominya

Mengenali Bakat, Minat dan Hobi; materi BK






Mengenali  Bakat, Minat dan Hobi
            Orang kadang bingung membedakan mana hobi, mana bakat dan mana minat dan apa hobi dalam diri, dari sini akan dijelaskan pengertian masing-masing.
1.    Pengertian Bakat
Dalam aktivitas sehari-hari istilah bakat seringkali diinterpretasi secara berbeda-beda, seperti misalnya untuk menggambarkan kemampuan intelektual yang tinggi, minat yang menonjol, potensi, kemampuan yang diperoleh karena diturunkan dari orang tua, dan lain sebagainya.
Menurut Given (2007) bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain.
Bakat tidak bisa dipengaruhi lingkungan kalaupun ada pengaruh lingkungan akan sangat kecil. Jadi bakat sifatnya potensial dari dalam diri seseorang yang berhubungan dengan prestasi. . Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar dapat teraktualisasi dengan baik/menghasilkan prestasi yang baik. Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang teratur akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut dan akan mendapatkan prestasi yang baik.

Apa itu multiple intelegence?; MATERI BK

Apa itu multiple intelegence?
Multiple intelegence merupakan kepintaran atau kecerdasan dalam berbagai hal yang dimiliki oleh seorang individu, dalam hal ini siswa didik di sekolah. Ada delapan kepintaran dalam multiple intelegence, yaitu kepintaran linguistik atau kebahasaan, kepintaran matematika logis, kepintaran spasial atau keruangan, kepintaran kinestetik jasmani, kepintaran musikal, kepintaran interpersonal, dan kepintaran naturalis.
Kedelapan macam kepintaran tersebut secara alamiah seharusnya dimiliki oleh tiap siswa didik, tetapi antara satu siswa dengan siswa yang lain tentu berbeda kecenderungan kepintarannya. Pasalnya, kepintaran tersebut sangat erat hubungannya dengan hobi atau kesukaan tiap siswa. Sebagai contoh, seorang siswa menonjol dalam hal musikal, tetapi dia cukup lemah di bidang matematik. Seorang pengajar atau guru harus mengamati, mengarahkan, serta mendukung minat dan bakat siswa tersebut. Jangan sampai seorang guru atau sebuah institusi sekolah memaksakan kehendak dengan menjejali dengan berbagai pelajaran yang ternyata tidak disukai atau diminati seorang siswa.

Hobi Dan Kesukaanku; MATERI BK



Hobi Dan Kesukaanku


Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk menenagkan pikiran seseorang. Kata hobi merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris “hobby”
Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. Terdapat berbagai macam jenis hobi seperti mengumpulkan sesuatu (koleksi, membuat, memperbaiki, bermain dan pendidikan dewasa
Contoh jenis-jenis dari hobi antara lain: filateli, fotografi, kaligrafi, melukis, menjahit, origami, otomatif.

Peserta didik mempunyai latar belakang keluarga yang bervariasi. Ada beberapa sumber variasi yang cukup berperan besar yaitu etnis,-budaya-bahasa-agama, dan status sosial ekonomi.  Kebhinekaan Indonesia tak dapat disangkal lagi. Selalu ada kemungkinan pertemuan antar ethnis diruang kelas. Ethnis budaya membawa kemajemukan tata perilaku akibat pengaruh dari kebudayaan. Status sosial ekonomi orang tua ditinjau dari penghasilan, pekerjaan, dan latar belakang pendidikan. Hal seperti inilah yang mempengaruhi hobi/kesukaan terhadap sesuatu dari peserta didik.

NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM KEHIDUPAN

NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM KEHIDUPAN
1.                  Hakekat manusia
Manusia adalah makhluk sosial, dalam kehidupan bermasyarakat selalu berhubungan dengan banyak orang. Dimana dalam melaksanakan hubungan tersebut, setiap orang berkeinginan untuk dapat bebas seenaknya sendiri melakukan yang diinginkan, tanpa ada batasan. Namun hal itu tidk mungkin dilakukan karena akan terjadi benturan dan pertentangan dengan kepentingan-kepentingan anggota masyarakat lainnya. Oleh karena itu kehidupan bersama sebagai makhluk pribadi sosial selalu dilandasi oleh aturan-aturan tertentu. Aturan yang dibuat disesuaikan dengan norma dan nilai yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dimasyarakat. Antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya mungkin memiliki nilai yang sama atau berbeda. Seperti pepatah ‘Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya’. Pepatah itu menunjukkan adanya perbedaan nilai diantara masyarakat atau kelompok yang satu dengan yang lainnya. Mengetahui sistem nilai yang dianut oleh kelompok atau masyarakat tidaklah mudah, karena nilai merupakan konsep abstrak yang hidup di pikiran para warga masyarakat.  Manusia atau individu yang memiliki moral baik, dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Misalnya ketika teman sedang belajar atau menjalankan beribadah, kita tidak boleh bernyanyi atau berteriak-teriak meskipun sedang dalam keadaan bahagia. Meskipun sedang lapar, kita tidak boleh mengambil kue yang dijual di kantin tanpa membayarnya.
Aturan-aturan diciptakan dan disepakati bersama untuk mencapai ketentraman dan kenyamanan hidup bersama orang lain, yang selanjutnya aturan itu dipakai sebagai ukuran, patokan atau keyakinan terhadap sesuatu itu baik atau buruk. Selama hidup banyak aturan yang wajib kita fahami dengan kesungguhan dalam bermasyarakat.

Tawuran Antar Remaja; materi bk klasikal/kelompok









Akhir-akhir ini Sering kita mendengar berita di televisi, terjadi tawuran antar pelajar, antar supporter sepak bola, atau antar daerah, yang disulut oleh masalah sepeleh sebagai ungkapan ketidak puasan atau sikap emosional, tetapi berdampak besar yaitu timbulnya perpecahan antar daerah, permusuhan antar supporter atau bahkan sampai terjadi korban jiwa. Tawuran adalah suatu proses saling menyerang atau berkelai yang dilakukan secara berkelompok dan terjadi antara satu kelompok dengan kelompok yang lain karena ada suatu permasalahan.
Tawuran pelajar bukan hal yang bisa dianggap enteng, tawuran pelajar sekarang tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja melainkan juga menjalar ke daerah-daerah.Permasalahan remeh dapat menyulut pertengkaran individual yang berlanjut menjadi perkelahian massal dan tak jarang melibatkan penggunaan senjata tajam,senjata api, bahkan akhir-akhir ini banyak pelajar menggunakan bahan kimia seperti air keras sebagai senjatanya.

Dewasa ini, kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakuka oleh para remaja.Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkisme dan premanisme.Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara lagsung.


Tawuran antar pelajar tidak hanya menjadi gejala sosial yang terjadi pada pelajar-pelajar perkotaan, namun sekarang tawuran menjadi trend pelajar yang jauh dari perkotaan. Gejala sosial ini tentu bertentangan dengan nilai dan norma dalam masyarakat. Tawuran diawali adanya konflik antar siswa di dalam suatu sekolah atau antar sekolah. Karena perasaan solidaritas antar siswa di dalam sekolah masing-masing, perkelaian muncul dan menghasilkan konflik antar sekolah yang berlainan. Remaja sering terlibat dalam tawuran karena perkembangan emosional remaja yang rentan, mudah terpengaruh dan tidak bisa mengendalikan diri.
Tawuran merupakan gejala sosial yang serius karena peserta tawuran cenderung mengabaikan norma-norma yang ada, melibatkan korban yang tidak bersalah, dan merusak rumah-rumah penduduk, dan fasilitas-fasilitas umum yang ada disekitarnya. Dalam kondisi tertentu tawuran merupakan konflik yang bisa terjadi di lingkungan keluarga, saudara atau bahkan sahabat. Konflik tidak selalu timbul akibat pertentangan merebutkan sesuatu yang prinsip atau bernilai tinggi, tetapi kadang timbul dari hal-hal yang sepele yang tidak jelas ujung pangkalnya. Konflik dapat dihindari bila kita punya sikap saling menghargai, santun, patuh pada aturan sosial serta sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain.

A. Faktor Penyebab Tawuran


Terdapat 2 faktor penyebab terjadinya tawuran, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menanggapi dan menyelesaikan permasalah di sekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Perilaku sebagai reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam. Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.


Faktor eksternal adalah faktor-faktor dari luar diri yang mempengaruhi dan menimbulkan masalah, antara lain:


a. Faktor keluarga.


Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama, dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar.Baik buruknya kehidupan dalam rumah tangga, perlindungan berlebihan dari orang tua terhadap anak, penolakan terhadap kehadiran anak, tingkah laku kriminal, asusila, ketidak jujuran dalam keluarga akan memicu anak untuk mudah emosional dan mudah terpengaruh untuk ikut terlibat dalam tawuran.


b. Faktor lingkungan sekolah.


Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan, misalnya letak bangunan yang tidak memenuhi syarat, tidak mempunyai halaman yang cukup, minimnya fasilitas, jumlah siswa yang terlalu padat, jam belajar tidak efektif, sering kosong, suasana yang monoton, peraturan tidak relevan,dst. Kondisi seperti itu berpengaruh terhadap sikap emosional dan perilaku negatif, misalnya kurang memperhatikan tata tertib, tidak menghargai guru, mudah tersinggung, cemburu,sikap arogan, dsb.


c. Faktor milieu/lingkungan.


W.G Summer, membagi kelompok sosial menjadi 2 yaitu in-group dan out group. In-group adalah kelompok sosial yang individu-individunya mengidentifikasikan diri dengan kelompoknya, sedang out-group adalah kelompok diluar in-group. Di kalangan kelompok dalam(in-group), dijumpai persahabatan, kerjasama, keteraturan dan kedamaian. Bila kelompok dalam berhubungan dengan kelompok luar (out-group), akan muncul rasa kebencian dan permusuhan. Kondisi seperti ini misalnya timbul masalah antar gang. Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.


B. Dampak Tawuran.


Berbagai masalah yang ditimbulkan sebagai dampak tawuran (dampak negatif), yaitu:


1. Kerugian fisik, misal timbul cidera ringan sampai berat, bahkan kadang korban jiwa.


2. Masyarakat dirugikan, misal kerusakan fasilitas umum, rumah dsb.


3. Proses belajar menjadi terganggu.


4. Menurunnya sikap moralitas.


5. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa dan saling menghargai.


C. Menghindari Tawuran


Apapun alasannya peristiwa tawuran baik yang melibatkan pelajar, remaja, orang dewasa antar daerah dan sebagainya harus dihindari. Tidak ada untungnya terlibat dalam tawuran, yang ada adalah dampak negatif yang merugikan, baik diri sendiri atau masyarakat. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari tawuran, yaitu:


1. Tidak terpengaruh lingkungan sekitar.


2. Bersikap asertif dan menolak dengan tegas ajakan teman yang ingin tawuran.


3. Menghindar untuk bertemu dengan teman yang suka mengajak tawuran.


4. Menghindari acara kumpul bersama teman yang tidak ada tujuan, misalnya hanya ngobrol, cangkruk,menggunjingkan teman,dsb.


5. Segera pulang ke rumah sepulang sekolah.


6. Melaporkan kepada fihak sekolah, atau kepada orang tua apabila ada teman yang berniat tawuran.


7. Melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.

materi bk klasikal/kelompok; Kegiatan Ekstrakurikuler dan Prestasi Belajar





Kegiatan Ekstrakurikuler dan Prestasi Belajar
A. Kegiatan Ekstrakurikuler
            Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.
Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.
Berikut beberapa contoh kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah-sekolah di Indonesia:

RPL BIMBINGAN DAN KONSELING SMP K13


RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA)


KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA
(ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA)
                                                           

PENDAHULUAN

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) adalah suatu organisasi profesi yang beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan kualifikasi pendidikan akademik strata satu (S-1) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling dan Program Pendidikan Konselor (PPK). Kualifikasi yang dimiliki konselor adalah kemampuan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dalam ranah layanan pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir bagi seluruh konseli.
Konselor profesional memberikan layanan berupa pendampingan (advokasi) pengkoordinasian, mengkolaborasi dan memberikan layanan konsultasi yang dapat menciptakan peluang yang setara dalam meraih kesempatan dan kesuksesan bagi konseli berdasarkan prinsip-prinsip pokok profesionalitas:

RPL) BIMBINGAN KLASIKAL K13


RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018

RPL Bimbingan dan Konseling (RPL-BK) KLASIKAL




*        Bidang bimbingan: bimbingan sosial
*        Pokok Bahasan:  bahaya penyalahgunaan narkoba
*        Sasaran: siswa kelas VIII
*        Fungsi: pencegahan
*        Waktu: 45 x 2 menit
*          Kompetensi (TUB): Siswa dapat memahami bahaya penggunaan narkoba dan dapat menjaga dirinya agar waspada dan tidak terpengaruh untuk menggunakan narkoba
*        Pengalaman Belajar (TKB):
  1. Siswa dapat memahami pengertian narkoba dan penyalahgunaan narkoba
  2. Siswa dapat mengenali jenis-jenis narkoba
  3. Siswa dapat memahami dampak penyalahgunaan narkoba terhadap berbagai aspek kehidupan
4.      Siswa dapat mengerti tahapan penyalahgunaan narkoba
  1. Siswa dapat waspada dan menolak ajakan untuk menggunakan narkoba
*        Materi
  1. Pengertian narkoba dan penyalahgunaan narkoba
  2. Jenis-jenis narkoba
  3. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap berbagai aspek kehidupan
4.      tahapan penyalahgunaan narkoba
  1. Kiat / tips cara menolak ajakan untuk menggunakan narkoba



RPL KONSELING INDIVIDUAL SMA


RENCANA PELAKSANAAAN LAYANAN
KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2016-2017

1.        
Nama Konseli
:

2.        
Kelas/Semester
:
XI IPS 2/ Genap
3.        
Hari, Tanggal
:
Senin, 3 April 2017
4.        
Pertemuan Ke-
:
1
5.        
Waktu
:
1 X 30 ‘
6.        
Tempat
:
Ruang Konseling BK
7.        
Gejala yang nampak
:
Pengamatan:
Di kelas sering melamun dan suka menyendiri, sering menangis tanpa sebab,
Informasi:
Konseli awal masuk sekolah merupakan siswa yang ceria, dan berprestasi.
Informasi dari guru matpel dikelas konseli tidak fokus dan sering melamun, tugas sering terlambat dalam mengumpulkan.
Informasi dari orang tua akhir-akhir ini dirumah sering menangis dan lebih banyak mengurung diri dikamar. Orang tua kebingungan karena dirumah tidak pernah ada masalah dan jika ditanya selalu diam, cenderung sensitif.
Informasi dari teman, konseli menarik diri dari pergaulan, sering termenung sat istirahat dan sering menuliskan status galau di media sosial. Saat digoda temannya dia merespon dengan sensitif.
Himpunan data : Prestasi akademik menurun, nilai ulangan harian, biodata PD, lembar observasi, hasil wawancara
Keluhan konseli :
Konseli merasa malu dan merasa dirinya tidak berharga lagi hidup didunia bahkan konseli sempat berfikir akan melakukan bunuh diri.

Karakteristik Gender; MATERI BK KLASIKAL/KELOMPOK



Karakteristik Gender

Hasil gambar untuk GENDER
Pernahkah kalian mendengar kata “ gender “? Yaaa tentu saja pernah bukan? Lalu apa arti gender yang kalian tahu ?
Jawaban kalian bermacam-macam. Ada yang menjawab seks, jenis kelamin,  ciri-ciri dari jenis kelamin,sifat-sifat laki-laki dan perempuan, itulah pengertian gender menurut pengetahuan kalian.
 Istilah gender, belum ada dalam perbendaharaan kamus besar Bahasa Indonesia. Kata gender berasal dari Inggris, gender berarti jenis kelamin. Gender dapat diartikan sebagai perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan perilaku. Secara kodrat, memang diakui adanya perbedaan (distinction), bukan pembedaan (discrimination) antara laki-laki dengan perempuan yaitu dalam aspek biologis. Perbedaan secara biologis antara laki-laki dengan perempuan yaitu senantiasa digunakan untuk menentukan dalam relasi gender, seperti pembagian status, hak-hak, peran, dan fungsi di dalam masyarakat. Padahal, gender yang dimaksud adalah mengacu kepada peran perempuan dan laki-laki yang dikonstruksikan secara sosial. Dimana peran-peran sosial tersebut bisa dipelajari, berubah dari waktu ke waktu, dan beragam menurut budaya dan antar budaya.

Menghargai Perbedaan; materi RPL BK




Menghargai Perbedaan



        Di alam demokrasi ini salah satu masalah yang terjadi dalam kehidupan adalah adalanya perbedaan pendapat baik dalam bersikap dan perilaku. Dengan kata lain perbedaan adalah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita ini. Suatu fenomena sering kita jumpai dampak dari perbedaan pendapat yang berujung pada kenakalan dan kekerasan remaja khususnya terjadi pada pelajar akhir-akhir ini, menunjukkan kondisi memprihatinkan. Berbagai kekerasan dan tawuran pelajar diberbagai kota di Indonesia, mengejutkan semua fihak, dan persoalan ini adalah suatu masalah serius yang harus dicarikan penanganannya secara tepat. Kenakalan dan kekerasan pelajar menunjukkan adanya permasalahan pada diri siswa dan dalam memandang perbedaan serta dalam membangun interaksi yang kurang sehat dengan lingkungannya.
Kondisi seperti ini menegaskan betapa kekerasan dan kecenderungan untuk lebih menggunakan bahasa kekerasan daripada bahasa santun yang beradap, merupakan masalah besar dan penting ditengah masyarakat. Pembiaran yang dilakukan terus-menerus tanpa ada upaya menangani, sama artinya memberi ruang lebar akan dampak timbulnya masalah lebih komplek.